Translate

Selasa, 12 Juli 2016

Kokohnya Iman dan Baiknya Amal tergantung kepada Ilmu.

Makalah-13
Iman merupakan asas yang menentukan kepribadian seseorang. Selama ini orang memahami bahwa Iman artinya kepercayaan atau sikap bathin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari Kiamat, taqdir baik dan taqdir buruk. Pengertian tersebut di gandengkan dengan hadist Nabi Yaitu Aqdun bil qalbi wa iqraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Bila diartikan bahwa Iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara qalbu, ucapan, dan perilaku menurut ketentuan Allah.
Dengan menguatkan keyakinan dan membaguskan keyakinan, maka sesungguhnya keyakinan itu tatkala menempati dari hati dan menguasai atas hati maka jadilah barang yang ghaib. Seakan akan yang ghaib itu kelihatan, dan pada waktu yang demikian itu jadilah orang yang meyakinkan. seandainya dibuka tutup maka tidak tambah keyakinan kita. Dan bermula yang namanya yakin itu di ibaratkan kuatnya Iman dengan tetapnya Iman dan mantapnya Iman hingga jadilah seakan akan puncak yang tinggi yang tidak mampu di goncangkan oleh ragu ragu, dan tidak digoyahkan oleh sangkaan, hingga tidak tetap bagi ragu ragu dan sangkaan berwujud dengan pasti.
Maka sesungguhnya kalau datang dari luar maka tidak di dengarkan kepada ragu ragu oleh telinga dan tidak menengok kepada keraguan oleh hati, dan syeitan tidak mampu mendekati dari orang yang mempunyai keyakinan ini , tetapi syeitan lari dari orang yang punya keyakinan dan memisah dan menerima dengan selamat. Seperti Sabda Rasulullah SAW; "Sesungguhnya syeitan itu tidak mau campur dengan bayangan Umar, dan tidak melewati sayidina Umar satu jalan, melainkan syeitan tidak berani bareng dalam jalan yang lain".
Dan bermula yang menguatkan dan membaguskan dengan beberapa sebab, dan bermula yang pertama adalah keyakinan itu pokok yang berjalan atas perputaran segala sesuatu akan mendengarkan seorang hamba dengan hatinya dan telinganya untuk mendengarkan ayat ayat Al Qur'an dan Hadist yang menunjukan ke Agungan Allah SWT, dan kesempurnaan Allah, Keagungan dan Kesombongan Allah dan Menyendiri-Nya Allah dengan makhluk, Perintah dan Kekuasaan dan Perkasa-Nya Allah. Dan atas kebenaran para Rasul dan sempurnya para Rasul dan dengan apa mereka di kuatkan dengannya dari segala mu'jiyat. Dan sesuatu yang turun kepada Rasul dari macam siksa dan keterangan yang datang di akhir dari memberi pahala orang yang  berbuat baik dan menyiksa orang yang berbuat jahat dan keberadaan perkara cukup dalam faedah dan keyakinan yang di isyaratkan oleh firman Allah SWT; "Apakah tidak mencukupi kepada mereka, Aku sudah menurunkan kitab kepadamu yang di baca kitab itu atas mereka teruskan sampai akhirnya ayat".
Adapun sebab  yang kedua akan melihat dengan mata mengambil pelajaran di dalam kerajaan tujuh langit dan tujuh bumi. Dan Allah sudah menyebarkan dalam tujuh langit dan tujuh bumi itu keindahan ciptaan-Nya, dan istimewa-Nya yang ditempatkan yang menuju memberi faedah kepada yakin, sebagai isyarat dengan firman Allah SWT; "Aku bakal memperlihatkan kepada mereka ayat ayat kami dalam wilayah langit dan di dalam diri mereka (manusia) hinga jelas bagi manusia bahwasanya keberadaan Allah itu benar".
Dan sebab yang ketiga adalah akan mengamalkan seseorang atas apa yang ia beriman dengan-Nya dzahir dan bathinya dan kekal dalam yang demikian itu, dan menyerahkan kemampuanya dalam kegiatan ibadah yang dzahir dan yang bathin dan menuju faedahnya isyarat/pemberitahuan dengan firman Allah SWT; "Dan orang orang yang bersungguh sungguh dalam urusan dengan Kami (Allah) sungguh Aku tunjukan mereka jalan jalan kami (Allah)". Dan itu setengah dari buahnya yakin, tentang janji Allah dan percaya dengan jaminan Allah dan menghadap dengan sebenar benarnya cita cita atas Allah dan meninggalkan dari sesuatu yang keadaanya akan memalingkan dari Allah Ta'ala. Dan kembali dalam setiap keadaan kepada Allah dan mencurahkan segala kekuatan dalam mencari ridlo Allah. Dan bermula keyakinan itu masalah pokok dan semua pangkat orang mulia dan akhlaq yang terpuji dan amal shalih dari cabang dan buahnya yakin, akhlaq dan amal amal itu ikut kepada keyakinan dalam kuatnya dan dalam dhaifnya, dalam sehat dan dalam sakitnya.
Telah berkata Luqman as; "Tidak bisa dikuasai amal itu kecuali dengan keyakinan, seorang hamba tidak mau beramal melainkan dengan kadar keimanannya, dia tidak cekak/pendek amalnya hingga mengurangi keyakinannya. Dan karena ini Nabi SAW bersabda;"Bermula keyakinan itu iman keseluruhanya".
Dan ahli iman dalam keyakinan itu atas tiga derajad;
  1. Yang pertama derajadnya orang orang yang di sebut yang mempunyai tingkat kanan dalam keyakinan yang mantap serta mungkinya meragukan dan goncang, seandainya datang yang menuntut, dan dibaratkan daripadanya dengan Iman.
  2. Dan derajad yang kedua itu derajadnya orang yang muqarabin dalam menguasai iman atas hati dan tetapnya iman itu di dalam hati, hingga tidak mampu sesuatu yang merusak bahkan tidak didapatkan wujudnya yang merusak iman itu, apalagi dari mungkinya rusak, dan dalam derajad muqarabin ini, jadilah yang ghaib ghaib itu se akan akan kenyataan. Dan di ibaratkan kenyataan itu dengan yakin.
  3. Dan bermula derajad yang ketiga itu antara ahli setiap derajad ada perbedaan dalam derajad mereka, derajad yang ketiga derajadnya para Nabi dan orang orang yang sempurna dari pewarisnya Nabi dari orang orang yang shidiq.(An Nawawi Al Bantani).

Senin, 04 Juli 2016

Kepada Kakek, Calon Kakek dan Kakek Lama

Makalah-12
 Dari Anas bin Malik bahwasanya berkata : "Bersabda Rasulullah SAW : "Sesungguhnya Allah SWT memandang mukanya kakek kakek di waktu pagi dan sore". Dan Allah SWT berfirman :
  • Wahai hamba hamba-Ku sudah lanjut usiamu.
  • Dan sudah kendur kulitmu
  • Dan sudah lemah tulangmu
  • Dan sudah dekat ajalmu
  • Dan sudah datang masa menghadapmu
  • Maka malulah kepada-KU
  • Maka Aku malu pada ubanmu
  • Akan menyiksamu di Neraka

Jumat, 01 Juli 2016

Ilmu dan Amal

Makalah-11
Manusia di tuntut menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau di sebut Ulama (orang yang memililki Ilmu). Namun di balik itu,  orang yang memiliki Ilmu (Ilmuwan) akan berdosa jika Ilmunya tidak di amalkan, dalam Al qur'an disebut sebanyak 620 kata.
     Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus di dasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan di realisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akherat, tentunya amal yang di benarkan oleh ajaran Agama (amal shalih). Dengan demikian amal shalih merupakan aspek penting jika di lihat dari segi praktis. Dalam Al qur'an amal shalih (al amal shalihat) sering di kaitkan dengan Iman misalnya di sebut dalam A qur'an:

وَالْعَصْرِ {1}
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ {2}
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {3}

Artinya: 1. Demi masa 2. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi 3. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan  amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Qs;103; 1-3

tentu yang dimaksud bukanlah manusia secara keseluruhan, sebab pemakaian kata al ihsan, menggunakan kata ta'rif (al) sebenarnya dapat mencakup satu persatu manusia, namun dalam hal ini mufasirin menjelaskan bahwa yang dituju ayat tersebut adalah hanya manusia yang berakal atau baligh (dewasa) bukan anak anak dan yang tidak berakal. Sedangkan kata amanu adalah orang orang yang membenarkan (tashdiq} bahwa dalam diri manusia ada potensi baik dan buruk, beri'tiqad dengan keyakinan yang benar dan punya kempuan membedakan antara yang utama dan yang hina, serta berpendirian teguh dengan keimanannya dengan realisasi perbuatan nyata (amal shalih). Adapun yang dimaksud dengan amal shalih adalah perbuatan yang dipandang baik menurut penjelasan wahyu dan perbuatan yang mengandung manfaata bagi individu maupun kelompok serta jauh dari akibat yang menyengsarakan sesuai dengan pertimbangan akal (dalil Aqliy) yang dikaitkan dengan alam empirik, sehingga kemanfaatan perbuatan tersebut dapat diketahui secara meyakinkan. Disamping itu amal shalih dapat di ukur dengan akal, harus sesuai dengan ketentuan naqliy (Al qur'an dan Hadist).
        bahwa dalil yang dianggap pasti (qath'i) adalah dalil akal yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari suatu obyek empirik. Disamping akal juga harus di dasarkan pada naqliy (wahyu), sesuai pemahaman akal. Pemanfaatan dua dalil tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kebenaran iman yang berwujud dengan amal shalih. Orang yang beriman dan diwujudkan dengan amalshalih adalah merupakan manifestasi dari makhluk yang terbaik (berprestasi), sebagaimana tersebut dalam Al qur'an:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ {7}

artinya: "Sesungguhnya orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaik baik makhluk (berprestasi)".Qs 98;7
             Orang orang yang beriman adalah orang orang yang menerima pancaran sinar petunjuk, meyakini dengan teguh terhadap apa yang dikatakan (Muhammad) dan membenarkan terhadap orang yang membawanya yaitu,Nabi Muhammad SAW.
Dan telah membacakan syi'ir oleh Syeikh Imam Al Ajalu Dzahirudn Al Aimah Imam yang Agung:
"Bermula orang bodoh sudah mati sebelum kematiannya dan orang berilmu walaupun sudah mati seperti masih hidup". Dan telah membacakan syi'ir oleh Syeikh Imam Burhanudin: "Dan dalam kebodohan sebelum matinya sudah mati, bagi orang orang ahli kebodohan maka tubuh mereka sebelum dikubur seperti sudah di kubur, apabila seseorang yang tidak hidup dengan ilmu itu mayit, dan tidak ada baginya pada waktu kebangkitan (Bangkit di alam kubur seperti burung tanpa bulu).
Wallahu a'lam.