Translate

Jumat, 01 Juli 2016

Ilmu dan Amal

Makalah-11
Manusia di tuntut menuntut ilmu, dan hukumnya wajib. Jika tidak menuntut ilmu berdosa. Selain hukum tersebut menuntut ilmu bermanfaat untuk mencapai kecerdasan atau di sebut Ulama (orang yang memililki Ilmu). Namun di balik itu,  orang yang memiliki Ilmu (Ilmuwan) akan berdosa jika Ilmunya tidak di amalkan, dalam Al qur'an disebut sebanyak 620 kata.
     Dalam kaitannya dengan orang yang beriman harus di dasarkan pada pengetahuan (al-ilm) dan di realisasikan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kesejahteraan dunia dan akherat, tentunya amal yang di benarkan oleh ajaran Agama (amal shalih). Dengan demikian amal shalih merupakan aspek penting jika di lihat dari segi praktis. Dalam Al qur'an amal shalih (al amal shalihat) sering di kaitkan dengan Iman misalnya di sebut dalam A qur'an:

وَالْعَصْرِ {1}
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ {2}
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ {3}

Artinya: 1. Demi masa 2. Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi 3. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan  amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Qs;103; 1-3

tentu yang dimaksud bukanlah manusia secara keseluruhan, sebab pemakaian kata al ihsan, menggunakan kata ta'rif (al) sebenarnya dapat mencakup satu persatu manusia, namun dalam hal ini mufasirin menjelaskan bahwa yang dituju ayat tersebut adalah hanya manusia yang berakal atau baligh (dewasa) bukan anak anak dan yang tidak berakal. Sedangkan kata amanu adalah orang orang yang membenarkan (tashdiq} bahwa dalam diri manusia ada potensi baik dan buruk, beri'tiqad dengan keyakinan yang benar dan punya kempuan membedakan antara yang utama dan yang hina, serta berpendirian teguh dengan keimanannya dengan realisasi perbuatan nyata (amal shalih). Adapun yang dimaksud dengan amal shalih adalah perbuatan yang dipandang baik menurut penjelasan wahyu dan perbuatan yang mengandung manfaata bagi individu maupun kelompok serta jauh dari akibat yang menyengsarakan sesuai dengan pertimbangan akal (dalil Aqliy) yang dikaitkan dengan alam empirik, sehingga kemanfaatan perbuatan tersebut dapat diketahui secara meyakinkan. Disamping itu amal shalih dapat di ukur dengan akal, harus sesuai dengan ketentuan naqliy (Al qur'an dan Hadist).
        bahwa dalil yang dianggap pasti (qath'i) adalah dalil akal yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dari suatu obyek empirik. Disamping akal juga harus di dasarkan pada naqliy (wahyu), sesuai pemahaman akal. Pemanfaatan dua dalil tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperoleh kebenaran iman yang berwujud dengan amal shalih. Orang yang beriman dan diwujudkan dengan amalshalih adalah merupakan manifestasi dari makhluk yang terbaik (berprestasi), sebagaimana tersebut dalam Al qur'an:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ {7}

artinya: "Sesungguhnya orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka itu adalah sebaik baik makhluk (berprestasi)".Qs 98;7
             Orang orang yang beriman adalah orang orang yang menerima pancaran sinar petunjuk, meyakini dengan teguh terhadap apa yang dikatakan (Muhammad) dan membenarkan terhadap orang yang membawanya yaitu,Nabi Muhammad SAW.
Dan telah membacakan syi'ir oleh Syeikh Imam Al Ajalu Dzahirudn Al Aimah Imam yang Agung:
"Bermula orang bodoh sudah mati sebelum kematiannya dan orang berilmu walaupun sudah mati seperti masih hidup". Dan telah membacakan syi'ir oleh Syeikh Imam Burhanudin: "Dan dalam kebodohan sebelum matinya sudah mati, bagi orang orang ahli kebodohan maka tubuh mereka sebelum dikubur seperti sudah di kubur, apabila seseorang yang tidak hidup dengan ilmu itu mayit, dan tidak ada baginya pada waktu kebangkitan (Bangkit di alam kubur seperti burung tanpa bulu).
Wallahu a'lam.
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar