Translate

Senin, 20 Juni 2016

Etos Kerja dalam Islam dan Sepakbola

Makalah-10
Dalam Al Qur'an ada sekian ayat yang dapat memberikan petunjuk agar kita dapat meningkatkan etos kerja antara lain:
Pertama, Management waktu, seorang muslim dituntut untuk dapat mempergunakan waktu secara efektif untuk dapat mengisi dengan segala aktifitas yang baik, terlebih lagi apabila sedang melakukan satu pekerjaan. Berkali kali akan kita temukan ayat yang mengamdung sumpah Allah seperti,

وَالنَّهَارِ.........وَاللَّيْلِ:........وَالضُّحَىٰ.............,وَالْعَصْرِ
Hal ini mengandung pesan bahwa setiap pribadi muslim yang ingin sukses harus dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Karena waktu harus disikapi sebaik baik modal.
Illustrasi: Mengapa sebuah tim sepakbola apabila sedang bermain mereka secara umum begitu ngotot dan bersemangat ? mungkin jawabanya bisa beraneka ragam, di antaranya; mereka ingin meraih kemenangan, sehingga menjadi juara. Jawaban tersebut tidak keliru, tetapi dalam perspektif orang yang berusaha, salah satu sebab makna mengapa mereka begitu bersemangat adalah kesadaran mutlak akan terbatasnya waktu permainan, sehingga apabila mereka tidak bersemangat sementara waktu pertandingan sangat terbatas kemungkinan besar mereka akan menderita kekalahan dan itu berarti kehilangan kesempatan untuk menjadi juara. secara tegas Allah memberi petunjuk dalam Al Qur'an :

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ {7}
وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ {8}
Artinya:" Maka apabila kamu sudah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain". (ayat 7). "Dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap". (ayat 8) QS;94;7 dan 8
 Ayat ini memberi isyarat kepada seoarang yang ingin meraih keberhasilan dalam usahanya, maka otomatis tidak ada waktu yang disia siakan untuk berlalu begitu saja tanpa menghasilkan suatu karya yang bermanfaat. Apabila sudah sudah selesai satu pekerjan segera susul dengan pekerkaan yang lain yang baik dengan sungguh sungguh. Isyarat dalam ayat tersebut di atas adalah tentang pentingnya sebuah perencanaan dalam satu pekerjaan. Ayat tersebut mengajarkan kepada kita bahwa sebelum melakukan suatu pekerjaan supaya membuat sebuah perencanaan yang baik dalam tahapan tahapan pekerjaan yang sistematis dengan target terukur (Kalau cacing tanah kok pingin terbang itu impossible, tetapi kalau cacing tanah itu kepingin menari nari di atas itu lebih realistis). Dan apabila satu tahapan sudah selesai dilaksanakan segera lakukan tahapan berikutnya dengan sungguh sungguh. Ini adalah adalah gambaran yang amat jelas bahwa seorang muslim dalam bekerja harus memilki etos yang tinggi.
 Tetapi harus diingat bahwa kunci keberhasilan bukan hanya terletak pada etos kerja saja melainkan harus disandarkan kepada ridha Allah SWT.Ayat ke-8 di atas adalah keterangan yang membedakan antara etos kerja yang dianjurkan Al Qur'an dan etos kerja yang diajarkan orang pintar lainnya.
Kedua, bekerja sesuai dengan bidang dan kompetensinya. Etos kerja akan berlipat apabila pekerjaan yang dia perbuat memang perbuatan  yang sesuai dengan bidang dengan kompetensinya (how about you brothers ??). Apabila seseorang melakukan pekerjaan yang bukan bidangnya, apalagi tidak memiliki kompetensi jangan harap akan dapat memperoleh hasil maksimal, yang ada justru kegagalan. Al Qur'an memberi isyarat dalam hal ini:


قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَىٰ شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ أَهْدَىٰ سَبِيلًا {84}
Artinya; 'Katakanlah; "Tiap tiap orang berbuat menurut keadaanya masing masing". Maka Tuhanmua lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya.Qs;!7;84
Ayat ini memberi pemahaman bahwa setiap orang telah dianugerahi di anugerahi oleh Allah potensi dan kecenderungan tertentu, atau kita kenal dengan talenta atau bakat. Maka seseorang yang dapat dengan baik  mengenal dan menggali potensi anugerah Allah tersebut kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk kecakapan dan kompetensi dalam bidang tertentu, maka bukanlah suatu kesulitan bagi orang tersebut untuk dapat meningkatkan etos kerja
  Hal yang tidak kalah pentingya dalam peningkatan etos kerja, seorang jangan pernah lepas dari petunjuk Allah SWT dalam bekerja, hal hal yang harus diperhatikan adalah;
1) Pekerjaan yang dilakukan tidak boleh menjadikan lupa kepada Allah; sekeras apapun orang bekerja setinggi apapun etos kerja yang dimiliki tidak boleh melupakan Allah SWT. Allah mengingatkan:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ {9}
Artinya: "Hai orang orang yang beriman, apabila diseru untuk menuaikan shalat jum'at maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik baik jika kamu mengetahui".Qs;62;9
pemahaman kata jual beli dalam ayat di atas mufasirin menjelaskan tidak hanya sebatas dagang akan tetapi adalah mencakup seluruh aktifitas atau pekerjaan manusia.
2) Etos kerja yang tinggi tidak boleh melupakan shalat dan zakat ibadah shalat adalah bagian dari tehnis dan mekanisme yang diciptakan oleh Allah SWT, agar manusia tetap dapat memelihara komunikasi dengan Allah SWT (bermunajah). Lebih lanjut Allah mengingatkan:


رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ {37}
Artinya; "Laki laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dan mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang dan (dari) membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hal yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang".Qs;24;37

 Ini adalah rambu rambu paling penting untuk di perhatikan adalah tidak melakukan perbuatan yang di haramkan oleh Allah SWT. Maka tatkala seorang hamba melakukan perbuatan yang dilarang Allah SWT tentu akan membawa kehancuran bagi individu hamba tersebut juga bagi masyarakatnya. Contoh konkrit dari pernyataan tersebut Allah menjelaskan:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {90}
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ ۖ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ {91}
Artinya: "hai orang orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah termasuk perbuatan syaitan, maka jauhilah perbuatan perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (ayat 90).
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah SWT dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu) (ayat 91). Qs;5; 90 dan 91.
    Adalah Abi Faidz (yaitu dzinun Al Misriy) dan namanya Tsauban ibn Ibrahim dan ayahnya adalah Nuni (yang bangsa Nuni) dan dia itu no. 1 dalam ilmunya dan wara'nya di jamanya, keadaanya, tatakramanya adalah seorang lelaki kurus (krempeng) dan kelihatan kemerah-merahan, tidak putih jenggotnya dan meninggal thn, 245 (UlamaTabi'it tabi'in), mengatakan: "Setiap orang yang takut dari sesuatu, pasti dia lari dari sesuatu itu artinya barangsiapa yang takut siksa neraka, maka dia mengerjakan amal amal yang menjauhkan diriya dari siksa api neraka. Dan setiap orang yang yang senang dalam sesuatu ia menuntut kepadanya (diperbudak oleh sesuatu itu), dan barangsiapa yang senang masuk syurga, maka dia mengerjakan amal amal yang mendekatkan dirinya ke dalam syurga". Wallahu a'alam.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar